Jumat, 20 November 2009

Efek Krisis Ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

PENGARUH KRISIS GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Posted in Artikel on 19 Juni 2009 by tayorizone

Krisis Global Krisis keuangan global telah menimbulkan kekacauan perekonomian di hampir seluruh negara di dunia. Banyak negara yang tidak memiliki fundamental perekonomian yang kuat ikut mengalami efek krisis seperti tumbangnya perusahaan-perusahaan baik nasional maupun multi-nasional yang berorientasi pada ekspor, pengangguran yang meningkat, sampai pada turunnya pertumbuhan nasional bahkan sampai pada level minus.

Pertumbuhan Perekonomian

Hal ini bisa dipahami karena pada era global seperti sekarang ini, memang rawan timbul efek saling mempengaruhi (efek domino) yang disebabkan oleh perubahan minat negara yang semakin meningkat dalam investasi di luar negeri maupun ekspor. Runtuhnya “dinasti” Lehman Brothers, perusahaan investasi raksasa di Amerika yang telah berdiri ± 1,5 abad pada akhir kuartal ketiga tahun 2008 menjadi awal dimulainya krisis global, yang segera direspon dengan ambruknya saham-saham wall street. Dalam website kompas, ambruknya bursa saham di Amerika berpengaruh negatif terhadap bursa-bursa di dunia.

Dampak di Indonesia Sebagai bagian dari pelaku perekonomian dunia, Indonesia tidak terlepas dari pengaruh krisis global yang terjadi. Baik sektor moneter, riil, dan finansial akan mengalami pengaruh negatif, walaupun dengan prosentase yang bervariasi. Dampak dari sektor moneter diantaranya adalah penurunan nilai rupiah terhadap dollar dan ambruknya IHSG di bursa akibat penarikan dana/investasi oleh para investor asing. Hal ini kemudian memicu terjadinya panic selling yang menyebabkan IHSG makin terpuruk. Sementara, kerugian akibat penurunan nilai rupiah sangat dirasakan oleh perusahaan yang melakukan perdagangan ekspor karena penurunan daya beli yang signifikan dari negara konsumen. Penurunan nilai rupiah dapat ditunjukkan melalui grafik dibawah ini :

valuta

Dengan penurunan di sektor riil dan moneter berarti menyebabkan penurunan pada sektor fiskal terutama dalam pendapatan dari pajak. Penyebab terjadinya hal itu diantaranya adalah penurunan laba perusahaan dan meningkatnya tingkat pengangguran.

Ketahanan Indonesia Menghadapi Krisis Global Namun disisi lain, Indonesia yang pernah mencicipi pahitnya krisis ekonomi pada era 98 telah belajar pada peristiwa tersebut dengan dibuktikan terbentuknya fundamental perekonomian yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan Indonesia yang tidak berpijak pada ekspor saja, melainkan melalui pembentukan dasaran yang baik. Dengan kata lain perekonomian rakyat menengah kebawah (hidden economy) yang merupakan mayoritas dari rakyat Indonesialah yang mengakibatkan efek krisis global tidak menyentuh lapisan tersebut.

Menurut arientawati, dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negatif, tetapi karena net-ekspor (ekspor dikurangi impor) hanya menggerakkan sekitar 8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, maka dampaknya relatif kecil dibandingkan dengan negara tetangga yang ketergantungan ekspornya ke AS besar, misalnya Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Disamping itu posisi Indonesia ketika akan menghadapi krisis global ternyata cukup baik sehingga angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi relatif aman. Dalam tabel tingkat pertumbuhan ekonomi diatas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi relatif baik dibandingkan yang lain, bahkan mampu bertahan di level positif. Pertumbuhan ekonomi pada awal tahun 2008 yang mencapai 6,3 persen merupakan level tertinggi sejak krisis ekonomi 1998, peningkatan pertumbuhan konsumsi dari 3,2 persen tahun 2006 menjadi 5,0 persen pada tahun 2007 dan penurunan pengeluaran pemerintah dari 9,6 persen menjadi 3,9 persen turut berkontribusi dalam ketahanan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

Tinggalkan komentar »
Bank Indonesia
Posted in Artikel on 18 Juni 2009 by tayorizone

Dalam UU no. 3 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI) bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. Bank Sentral Republik Indonesia adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalani fungsi sebagai lender of the last resort.

Baca selebihnya »

Tinggalkan komentar »
Pricing New Product
Posted in Tak Berkategori on 18 Juni 2009 by tayorizone

Untuk produk baru, produsen dapat menerapkan dua sistem harga, yaitu :

1. Skimming

2. Penetration

Skimming yaitu penerapan harga jual yang tinggi untuk perunitnya. Adapun skimming sendiri dapat dilakukan dengan asumsi sebagai berkut :

1. Terdapat dalam lingkungan pembeli yang tidak mempentingkan harga, baik karena berorientasi kualitas, keloyalan, maupun hanya untuk prestice semata.
2. Apabila permintaan dalam posisi inelastis.
3. Ketika biaya akhir untuk volume produk (unit) relatif rendah.

Sedangkan penetration merupakan kebalikan dari skimming, dimana harga ditekan pada tingkat tertentu agar keuntungan maksimal. Penetration terjadi bila :

1. Permintaan dalam posisi elastis.
2. Volume produk memerlukan biaya yang tinggi.

Tinggalkan komentar »
Struktur Pasar Konsumen
Posted in Artikel on 18 Juni 2009 by tayorizone

Secara umum terdapat 3 bentuk dalam struktur pasar konsumen, yaitu :

1. Pasar Persaingan Sempurna
2. Pasar Monopoli
3. Pasar Oligopoli

Dalam pasar persaingan sempurna, terdapat beberapa syarat diantaranya banyak penjual dan pembeli, informasi dapat dimiliki oleh semua penjual, barang yang dijual merupakan barang homogin (sejenis), produsen bebas keluar masuk pasar, kebebasan faktor produksi dalam bergerak. Elastisitas pasar persaingan sempurna merupakan elastisitas sempurna karena perusahaan sebagai “price taker” dengan sendirinya tidak akan menjual produk diatas atau dibawah harga pasar.

Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual, produsen tidak bisa masuk pasar, barangnya tidak dapat dijual oleh penjualan lain. Keterbatasan – keterbatasan yang menyebabkan monopoli ini dapat disebabkan faktor “create” maupun faktor “natural”. Faktor “create” dapat terjadi karena produk merupakan barang langka atau berbahaya bila dikuasai oleh pihak bebas. Seperti distribusi hulu atas hasil eksplorasi kekayaan alam (PGAS,Pertamina,PDAM) proyek-proyek tertentu seperti pembangunan sarana kereta api, pembangunan sarana kelistrikan (PLN) dll. Sedangkan faktor “natural” terjadi karena suatu kelebihan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan/penjual sehingga tidak mungkin untuk terkejar oleh perusahaan/penjual yang lain. Contoh jenis ini adalah perusahaan microsoft dengan kemampuan teknologinya yang tinggi sehingga membuat perusahaan pesaing tidak dapat menyaingi produk microsoft karena akan memerlukan sumberdaya dan biaya yang besar.

Pasar oligopoli merupakan pasar yang didalamnya terdapat persaingan beberapa perusahaan (lebih dari satu). Umumnya perusahaan yang menjadi bagian dari persaingan merupakan perusahaan yang berskala besar sehingga memperkecil peluang dari perusahaan baru untuk ikut berkompetisi. Kompetisi yang ketat, menyebabkan perusahaan lebih banyak pada posisi “wait and see” walaupun tetap melakukan inovasi tertentu. Hal ini terjadi karena perusahaan berusaha mempertahankan konsumen masing-masing dengan memperhatikan perilaku perusahaan pesaing. Persaingan dalam pasar oligopoli dapat menjadi persaingan yang competitif, seperti dumping. Perjanjian oligopoli berbentuk kartel merupakan perjanjian yang dilarang dalam UU no.5 tahun 1999. Hal ini karena kartel akan cenderung pada tindakan monopoli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar